Selasa, 21 Desember 2010

SIM CARD PRESTASI

Dalam hitungan hari, tahun 2010 akan segera meninggalkan kita. Jika anda merefleksi ke belakang, muncul pertanyaan, apakah anda sudah membuat prestasi yang berarti atau belum sama sekali? Prestasi Indonesia dibentuk dari prestasi individu warga negaranya, contohnya dari bidang olahraga ada Chris John atau Christian Gonzales yang mengangkat nama Indonesia.

Ibaratnya sebuah Handphone, manusia tanpa SIM CARD tidak dapat berfungsi secara optimal. Ia bagaikan pohon tanpa buah atau dead man walking alias zombie. Kualitas hidupnya biasa saja dan tak ada peningkatan nasib. Untuk itu diperlukan SIMCARD untuk membentuk sebuah generasi yang penuh prestasi di bidang apapun mereka berkiprah.

SIM CARD untuk sebuah handphone berbentuk chip. Tapi untuk jiwa dan diri, ada SIMCARD lain yakni Skill IMprovement dan ChARacter Development. Yang dimaksud dengan skill improvement (SIM) adalah suatu cara mengasah keterampilan hingga berada di level yang maksimum. SIM diperlukan bagi semua profesi mulai dari CEO, mahasiswa, hingga petani. Bentuk SIM bermacam-macam bisa berupa keahlian negosiasi, menulis, public speaking atau teknik bercocok tanam. Keahlian yang terus diasah akan memudahkan anda menggapai posisi nomor satu di area pekerjaan anda.

Sedangkan Character Development  (CARD) menyempurnakan skill anda. CARD adalah proses mengembangkan karakter positif seperti kerja keras, disiplin, amanah, jujur, dan adil. Ini merupakan hal yang berat namun penting bagi kita dalam menciptakan prestasi. Tanpa CARD yang terjadi adalah korupsi dan pembangkangan terhadap nilai moral dan spiritual.

Akhirnya, apapun jenis pekerjaan yang anda tekuni saat ini, agendakan untuk memiliki SIM CARD agar prestasi mudah diraih. Hidup tanpa SIM CARD membuat kita tertinggal dari bangsa lain. Ingat, persaingan semakin ketat. Ubah diri anda jadi lebih baik di tahun depan. Selamat Tahun Baru 2011!

Selasa, 26 Oktober 2010

SUMPAH PEMUDA DAN BTS

Sumpah pemuda 82 tahun lalu memberi inspirasi yang menyentuh bagi generasi kini. Mereka para pelopor ingin menyampaikan pesan agar kita menjadi pemuda yang Berguna, Terampil dan Santun (BTS). Pelaku sumpah pemuda tidak sekedar berkumpul untuk hal tak berguna, melainkan menghasilkan sesuatu yang positif bagi usaha perlawanan terhadap kolonialisme. Bisa dianalogikan dengan jejaring sosial sekarang. Ajang perkumpulan ini bisa menjadi tak ada guna jika hanya dipakai sebagai tempat narsis, gosip, apalagi fitnah. Alih-alih bersatu, yang ada malah perseteruan antar pemuda.


Di tahun 1928, pemuda tidak memiliki keterampilan IT, Yang bisa mereka lakukan hanyalah menulis dan membaca, sebuah kemewahan pada jaman tersebut. Namun dengan modal skill terbatas, mereka membuat gebrakan situasi perpolitikan masa penjajahan.Pemuda sekarang harus mengoptimalisasi keterampilan mereka agar tecipta sebuah terobosan di bidang sosial media. Kita jangan selalu menjadi follower tetapi menjadi leader di lingkup IT internasional.


Berguna dan terampil tidaklah cukup. Para penerus harus meniru kesantunan komunikasi. Maksud dan tujuan baik, hanya bisa diiterima dengan bahasa yang santun. Konflik dan friksi antar kelompok timbul sebagai akibat kurangnya kesantunan berbahasa.Pemuda yang bermental "BTS" adalah gerbong lokomotif penarik bangsa ke arah kecemerlangan.